Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Follow Us
Follow Us

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use

Film Dokumenter Suku Baduy Tayang Perdana di Festival Internasional 2023

Sebuah karya dokumenter yang mengangkat kehidupan dan budaya Suku Baduy di pedalaman Banten sukses mencuri perhatian dunia perfilman internasional. Film berjudul “Jalan Sunyi Baduy” ini resmi tayang perdana pada Festival Film Dokumenter Internasional di Amsterdam (IDFA) 2023, sebuah ajang bergengsi bagi para pembuat film dokumenter dari seluruh dunia.

Karya ini menjadi salah satu dari sedikit film asal Indonesia yang berhasil masuk seleksi resmi dan mengangkat narasi budaya lokal yang autentik, tanpa narasi turistik yang biasa ditemui di media komersial.

baca juga : Ketoprak Virtual Diminati Ribuan Penonton dari Luar Jawa

Advertisement

Tentang Film “Jalan Sunyi Baduy”

“Jalan Sunyi Baduy” disutradarai oleh Taufiq Andra, seorang pembuat film muda asal Bandung yang telah menghabiskan lebih dari enam bulan tinggal bersama komunitas Baduy Dalam dan Baduy Luar. Film ini menyoroti keseharian masyarakat Baduy, mulai dari sistem kepercayaan mereka, hubungan dengan alam, hingga tantangan modernisasi yang mulai menyentuh kawasan adat.

“Saya tidak ingin membuat film yang memotret mereka dari luar, tapi dari dalam. Saya ingin mereka bercerita sendiri,” kata Taufiq dalam wawancaranya bersama media Belanda.

Dokumenter ini menghindari narasi dramatik yang biasa ditemukan dalam film eksplorasi budaya, dan lebih mengedepankan pendekatan observasional, dengan pengambilan gambar yang tenang dan natural.

Daya Tarik Film Ini

Salah satu kekuatan utama dari film ini adalah keaslian narasi dan visual sinematik yang memukau. Setiap adegan menangkap keindahan lanskap pegunungan, jalan setapak dari batu, hingga sungai yang menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup masyarakat Baduy.

Film ini juga memuat wawancara personal dengan tokoh adat Baduy yang jarang tampil di depan kamera, termasuk pandangan mereka terhadap masuknya teknologi, kunjungan wisatawan, dan perubahan iklim.

Respons Penonton Internasional

Setelah penayangan perdananya di IDFA, “Jalan Sunyi Baduy” mendapat standing ovation dari penonton. Kritikus film dari berbagai negara menyebutnya sebagai “salah satu film dokumenter etnografi paling jujur dari Asia Tenggara tahun ini”.

“Film ini membuat kita menyadari bahwa ada cara hidup lain yang sangat berharga, yang seharusnya dihargai, bukan diintervensi,” tulis seorang kritikus dari The Guardian.

Dampak Bagi Komunitas Baduy

Meskipun komunitas Baduy Dalam masih menolak keterlibatan dalam media massa secara langsung, Film Dokumenter Suku Baduy ini tetap menghormati batas-batas adat dengan mengikuti aturan lokal, tidak merekam ritual tertutup, dan menghapus beberapa bagian yang dianggap sakral.

Taufiq juga melibatkan warga Baduy Luar dalam proses penyuntingan akhir untuk memastikan bahwa cerita yang disampaikan tetap sesuai dengan nilai dan prinsip mereka.

Hasil dari film ini juga sebagian akan disumbangkan untuk penguatan pendidikan budaya dan konservasi alam di wilayah Baduy.

Kebangkitan Dokumenter Budaya Indonesia

Kehadiran film ini menjadi bagian dari tren positif di industri perfilman dokumenter Indonesia, di mana semakin banyak sineas muda tertarik mengangkat isu-isu budaya lokal secara mendalam dan estetis. Dokumenter sebelumnya seperti “Semesta” (2019) dan “Pulau Plastik” (2021) telah membuka jalan bagi genre ini untuk lebih diterima di ranah global.

Taufiq berharap bahwa film ini dapat membuka dialog tentang bagaimana menjaga budaya tanpa mengeksploitasinya, serta pentingnya peran dokumentasi dalam pelestarian warisan budaya.

Harapan dan Langkah Selanjutnya

Setelah IDFA, “Jalan Sunyi Baduy” dijadwalkan akan tayang di beberapa festival lain seperti Busan International Film Festival, Jogja-NETPAC Asian Film Festival, dan juga akan dirilis terbatas di beberapa bioskop independen di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Tim produksi juga sedang menjajaki kemungkinan distribusi melalui platform streaming seperti Netflix, Mubi, dan KlikFilm, agar dapat menjangkau penonton yang lebih luas di Indonesia maupun dunia.

Film Dokumenter Suku Baduy bukan hanya sebuah film, melainkan jembatan antara dunia modern dan tradisi kuno yang masih hidup. Dokumenter ini mengingatkan kita bahwa dalam sunyi, terkadang ada suara paling jujur dari manusia dan alam yang harus kita dengar—dan jaga.

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Plt Kadisdik Makassar Ungkap Arsip Keuangan-400 Kursi Aula Ludes Terbakar

Next Post

Bareskrim Ungkap Situs Judol H5gf777, Sita Duit Rp 47 Miliar

Advertisement