
Siapa bilang cerita rakyat hanya milik masa lalu? Di era di mana realitas virtual dan cinematic experience sedang naik daun, Lentera Sastra Rakyat 2023 membuktikan bahwa legenda-legenda Nusantara bisa tampil memukau dengan format mutakhir yang biasanya kita temui di pameran teknologi internasional.
Digelar di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta, pada Sabtu, 18 November 2023, acara ini berhasil menyedot perhatian ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Mereka datang bukan hanya untuk melihat pertunjukan budaya, tapi untuk merasakan langsung kisah-kisah rakyat melalui Cinematic VR (Virtual Reality Sinematik), projeksi interaktif 360 derajat, dan pengalaman multi-indera berbasis teknologi.
Cinematic VR: Masuk ke Dunia Cerita Rakyat
Salah satu pusat perhatian malam itu adalah area VR Dome—sebuah tenda besar berbentuk kubah yang di dalamnya menyajikan cerita rakyat dalam bentuk film VR berdurasi 10–15 menit. Penonton mengenakan headset VR dan langsung “terlempar” ke dunia cerita, lengkap dengan efek suara spasial dan lingkungan 3D sinematik yang begitu imersif.
Pengunjung dari kalangan pelajar hingga pegiat teknologi tampak antusias mencoba pengalaman ini.
Panggung 360° dan Efek Sensorik
Gerakan mereka memicu perubahan warna dan efek di latar panggung, menciptakan pengalaman teatrikal digital yang benar-benar baru.
Teknologi AI sebagai Pencerita
Menurut Eka Rakhmawati, koordinator program teknologi acara, “Kami ingin membuktikan bahwa AI tidak harus jadi ancaman budaya. Justru bisa jadi alat untuk melestarikan dan menyebarluaskan cerita tradisional, terutama pada generasi digital.”
Keterlibatan Komunitas dan Kreator Muda
Keistimewaan Lentera Sastra Rakyat 2023 tak hanya pada teknologi, tetapi pada siapa yang ada di balik layarnya.
- Game eksplorasi “Gunung Merapi VR” yang berbasis kisah legenda Mbah Petruk dan Mbah Gajah.
- Aplikasi mobile “Legenda Lokal” berisi cerita dalam bentuk swipeable short stories dengan audio bilingual.
Mengapa Format Digital Penting untuk Cerita Rakyat?
“Kalau generasi sekarang lebih tertarik pada dunia virtual, maka kita ajak cerita rakyat masuk ke sana. Bukan menggantikan tradisi, tapi memperluas bentuknya,” ujar Dimas Atmadja, seniman digital sekaligus salah satu kurator acara.
Respon Positif dan Masa Depan Lentera
Dalam satu malam, tercatat lebih dari 3.500 pengunjung hadir. Media sosial penuh dengan unggahan pengalaman VR dan efek panggung 360 derajat. Podcast resmi acara bahkan masuk dalam daftar Top 10 Podcast Budaya Spotify Indonesia dalam seminggu.
Kesimpulan: Lentera yang Terus Menyala
Lentera Sastra Rakyat 2023 bukan hanya sebuah pertunjukan, tapi eksperimen budaya digital yang berhasil.
Dan satu hal yang pasti: malam itu, para legenda lentera suara rakyat tidak lagi tinggal di buku. Mereka hidup, menari, dan berbicara—dalam pikiran, dalam headset, dan dalam hati setiap orang yang hadir.