Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Follow Us
Follow Us

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Kolaborasi Seniman Indonesia dan Jepang Ciptakan Instalasi Cahaya di Tokyo
Tari Saman Ditampilkan dalam Acara Budaya ASEAN di Manila, Mempesona Penonton Internasional
Museum Batik Pekalongan Resmi Dibuka Setelah Renovasi

Tari Saman Ditampilkan dalam Acara Budaya ASEAN di Manila, Mempesona Penonton Internasional

Tari Saman

Tari Saman, salah satu ikon budaya Indonesia yang berasal dari Aceh, kembali mencuri perhatian dunia dalam Acara Budaya ASEAN 2023 yang diselenggarakan di Manila, Filipina. Acara tahunan ini menjadi ajang pertukaran budaya antarnegara Asia Tenggara, dan penampilan tim penari Indonesia berhasil menjadi salah satu highlight yang paling banyak dibicarakan.

Tari tampil pada hari ketiga acara, 27 Januari 2023, di Cultural Center of the Philippines, sebuah lokasi prestisius yang kerap digunakan untuk pementasan internasional. Sebanyak 15 penari muda dari Sanggar Budaya Tanoh Gayo tampil dengan kostum tradisional berwarna cerah, lengkap dengan selendang dan hiasan kepala khas Aceh.

Gerakan tangan yang cepat, formasi simetris, dan nyanyian penuh semangat dalam bahasa Gayo membuat seluruh penonton terpukau. Tidak sedikit tamu dari negara tetangga yang berdiri dan memberikan standing ovation setelah pertunjukan usai.

Advertisement

“Penampilan yang sangat energik dan memukau. Saya belum pernah melihat tarian sekompak ini sebelumnya,” ujar salah satu delegasi dari Singapura.

Baca Juga : Kolaborasi Seniman Indonesia dan Jepang Ciptakan Instalasi Cahaya di Tokyo

Makna dan Simbolisme dalam Tari Saman

Tari ini bukan sekadar hiburan. Tarian ini mengandung nilai-nilai kebersamaan, kekompakan, dan dakwah yang telah diwariskan turun-temurun di masyarakat Gayo. Dikenal juga sebagai “Tari Seribu Tangan”, gerakan Tari Saman mengandalkan kecepatan dan koordinasi tinggi antara penari tanpa iringan alat musik, hanya menggunakan vokal dan gerakan tubuh sebagai ritme.

Sejak tahun 2011, UNESCO menetapkan Tari Saman sebagai Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Perlindungan Mendesak, menegaskan pentingnya pelestarian tarian ini secara global.

Dipersiapkan dengan Latihan Intensif

Sebelum tampil di Manila, para penari mengikuti pelatihan intensif selama dua bulan di Banda Aceh dan Jakarta. Selain latihan fisik, para penari juga dibekali pelatihan bahasa Inggris dan diplomasi budaya agar dapat berinteraksi dengan peserta dari negara lain selama acara berlangsung.

Menurut pembina sanggar, Nurhasanah, latihan difokuskan pada keseragaman gerak dan stamina.

“Saman itu bukan hanya tentang keindahan visual, tapi juga stamina dan semangat kolektif. Semua harus satu napas.”

Diplomasi Budaya Indonesia

Partisipasi Indonesia dalam ASEAN Culture Week ini menjadi bagian dari strategi diplomasi budaya yang diusung oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Selain Tari Saman, Indonesia juga menampilkan pameran tenun, kuliner tradisional, dan demonstrasi angklung.

Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Rizal Sukma, mengatakan bahwa pertunjukan budaya seperti ini efektif untuk membangun citra positif Indonesia di mata negara-negara ASEAN.

“Seni budaya adalah bahasa yang menyentuh hati. Kita bisa bicara tanpa kata, cukup dengan gerakan dan irama.”

Respon Media dan Media Sosial

Penampilan Tari Saman mendapat sorotan luas dari media lokal Filipina seperti The Philippine Star dan Manila Bulletin. Di media sosial, video pertunjukan Tari Saman viral di platform TikTok dan Instagram, bahkan masuk ke trending di Twitter dengan tagar #SamanGoesASEAN.

Banyak warganet memuji profesionalisme dan energi penari Indonesia, serta menyarankan agar Tari Saman bisa tampil dalam ASEAN Summit berikutnya atau di event kebudayaan dunia seperti World Expo.

Harapan untuk Pelestarian

Tari Saman di aceh

Dengan meningkatnya popularitas dan pengakuan internasional, tantangan ke depan adalah menjaga keaslian dan regenerasi penari Tari Saman. Beberapa komunitas budaya di Aceh kini aktif merekrut anak-anak muda untuk diajarkan teknik dan filosofi Tari Saman sejak dini.

Pemerintah juga tengah mengusulkan Tari Saman untuk diakui sebagai warisan budaya dunia permanen oleh UNESCO pada siklus 2025 mendatang.

Penampilan Tari Saman di acara budaya ASEAN di Manila adalah bukti bahwa kekayaan seni tradisional Indonesia mampu bersaing dan memikat perhatian dunia. Di balik gemuruh tepuk tangan dan sorotan panggung, tersembunyi nilai-nilai luhur dan identitas budaya yang harus terus dijaga dan dikenalkan kepada generasi mendatang.

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Kolaborasi Seniman Indonesia dan Jepang Ciptakan Instalasi Cahaya di Tokyo

Next Post

Museum Batik Pekalongan Resmi Dibuka Setelah Renovasi

Advertisement