Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Follow Us
Follow Us

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use

Festival Imlek Banyuwangi 2023, Merajut Keragaman Lewat Seni dan Budaya

Banyuwangi, yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan keberagaman budaya yang kental di Indonesia, kembali menunjukkan wajah toleransinya melalui Festival Imlek 2023. Acara ini digelar pada pertengahan Januari dan menjadi sorotan nasional berkat semangat multikulturalisme yang ditampilkannya.

Festival ini bukan sekadar perayaan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa, tapi juga wadah kolaborasi budaya antara etnis Tionghoa, Jawa, Madura, Osing, dan Bali yang hidup berdampingan di wilayah ujung timur Pulau Jawa.

Perayaan Penuh Warna dan Simbol Harmoni

Berlangsung di area Taman Blambangan dan sekitarnya, Festival Imlek Banyuwangi dibuka dengan parade budaya yang menampilkan atraksi barongsai, liong, tari gandrung, dan reog Ponorogo. Kehadiran berbagai unsur budaya lokal ini menjadi simbol kuat bahwa Banyuwangi memandang Imlek bukan hanya milik satu kelompok etnis saja, tapi milik bersama.

Advertisement

Panggung utama diisi dengan pertunjukan musik tradisional, opera Tionghoa, serta tarian kolaboratif yang melibatkan anak-anak sekolah dari berbagai latar belakang suku dan agama. Kostum merah mendominasi suasana, mempertegas nuansa khas Imlek yang membawa harapan dan keberuntungan.

Dukungan Pemerintah Daerah

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyatakan bahwa festival ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam menjaga toleransi dan kebhinekaan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan:

“Festival Imlek ini menjadi media untuk merajut keragaman dan mempererat silaturahmi antarkomunitas. Banyuwangi ingin menjadi rumah yang nyaman untuk semua budaya,”

Pernyataan ini disambut tepuk tangan meriah dari ribuan pengunjung yang memadati area acara.

Selain itu, Pemkab Banyuwangi menggandeng komunitas Tionghoa lokal, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Dinas Pariwisata dalam penyelenggaraan acara. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program tahunan “Banyuwangi Festival” yang masuk dalam 110 event nasional Kemenparekraf.

Wisata Budaya dan Kuliner

Festival ini juga menyuguhkan pasar Imlek yang menjual aneka jajanan khas, mulai dari kue keranjang, bakpao, wedang ronde, hingga makanan khas Banyuwangi seperti pecel rawon dan rujak soto. Hal ini menciptakan perpaduan kuliner yang menggoda selera dan memperkuat interaksi lintas budaya melalui makanan.

Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menikmati stand kaligrafi Cina, pertunjukan wayang potehi, serta lokakarya membatik dengan motif-motif bernuansa Imlek. Salah satu daya tarik utama adalah spot foto dengan dekorasi khas Tionghoa seperti lampion raksasa dan gerbang pagoda merah.

Antusiasme Masyarakat dan Wisatawan

Festival ini berhasil menyedot perhatian masyarakat lokal dan wisatawan domestik. Diperkirakan lebih dari 12.000 orang hadir selama tiga hari pelaksanaan acara. Hotel dan penginapan di pusat kota pun mengalami peningkatan okupansi hingga 90% selama akhir pekan festival.

Media sosial pun ramai dengan unggahan dari warganet yang mengabadikan suasana festival menggunakan tagar #ImlekBanyuwangi2023. Banyak pengunjung mengungkapkan rasa bangga mereka atas atmosfer kebhinekaan yang begitu kuat di Banyuwangi.

baca juga : SINTJHIA 2023: Pameran Seni Tionghoa Meriahkan Yogyakarta

Pendidikan Multikultural Sejak Dini

Salah satu program menarik dalam festival ini adalah pentas pelajar lintas agama, di mana siswa-siswi dari sekolah Islam, Kristen, dan Katolik ikut tampil membacakan puisi tentang kerukunan dan keberagaman. Hal ini merupakan bagian dari pendidikan karakter multikultural yang digalakkan oleh Pemkab Banyuwangi.

Guru dan orang tua mengapresiasi inisiatif ini karena dinilai mampu memperkenalkan nilai-nilai toleransi sejak dini dan dalam konteks nyata. Bahkan, beberapa sekolah sudah merencanakan program kunjungan tahunan ke festival ini sebagai bagian dari kurikulum tematik budaya.

Festival Imlek Banyuwangi 2023 kembali membuktikan bahwa seni dan budaya dapat menjadi jembatan yang kuat dalam menyatukan perbedaan. Di tengah tantangan polarisasi sosial yang makin terasa di beberapa wilayah, Banyuwangi justru tampil sebagai simbol harmoni dan toleransi yang patut menjadi contoh.

Bukan tidak mungkin, dalam beberapa tahun ke depan, festival ini akan menjadi agenda budaya berskala internasional yang mampu menarik wisatawan mancanegara, sambil tetap menjaga akar lokal yang menjadi identitas kuat kota ini.

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

SINTJHIA 2023: Pameran Seni Tionghoa Meriahkan Yogyakarta

Next Post

Festival Budaya Nusantara, Hubungan Budaya Indonesia–Malaysia

Advertisement